amveira
Kamis, 21 Februari 2013
Atlet Of The Year 2013
Dari Kegiatan Penobatan Atlet Of The Year 2013
Tak Merasa Gentar Hadapi Lima Juri Sekaligus
Selain untuk memotivasi, digelarnya event pemilihan Atlet Of The Year 2013 adalah untuk mengetahui karakter masing-masing atlet yang berprestasi. Sehingga, dalam pembinaan dan perkembangan atlet kedepan dapat lebih mudah dilakukan. Untuk itu, penjurian yang dilakukan pun menyentuh berbagai sisi dari masing-masing atlet. Apa saja ? M. AINUL ATHO, Pekalongan
SATU PER SATU dengan
wajah tegang dan cemas, para atlet memasuki ruang penjurian. Meskipun
penjurian dilakukan terhadap lima atlet sekaligus, tetap tak mengurangi
rasa cemas para atlet menghadapi lima juri yang berada di seberang meja
mereka.
Hal itu dapat dimaklumi, karena
komposisi juri yang memberikan penilaian bagi mereka tak main-main.
Selain Ketua KONI Ricsa Mangkula, ada pula Kapolres Pekalongan Kota AKBP
Dhani Hernando, Dandim Pekalongan Letkol Kav Wahyu Eko Purnomo, Kabid
PNFI Pemuda, Olahraga dan Seni Dindikpora Drs Yunus Suwandi serta GM
Radar Pekalongan Ade Asep Syarifudin.
Dari kelima juri tersebut, muncul
pertanyaan dengan tema yang berbeda-beda yang tentunya menjadi tantangan
sekaligus memberikan cerminan kepribadian tersendiri dari para atlet.
Ketua KONI Ricsa Mangkula, memilih memberikan pertanyaan seputar
karakter yang dimiliki atlet. Hal tersebut dinilainya dapat memberikan
gambaran bagaimana bentuk pembinaan yang harus diberikan kepada sang
atlet.
“Pertanyaan yang sata berikan,
mencerminkan bagaimana si atlet dalam menanggapi atau mengatasi
permasalahan yang terjadi kepadanya atau disekitarnya. Satu contoh, saya
berikan suatu kondisi permasalahan yang seakan-akan dialami atlet, dan
saya tanyakan bagaimana dirinya menyelesaikan hal tersebut,” tutur
Ricsa.
Dari satu pertanyaan itu, Ricsa mengaku
mendapatkan banyak gambaran mengenai pribadi atlet. “Dari situ tentu
saja saya menyerap banyak tentang kepribadian atlet, apakah dia termasuk
sumbu pendek atau cepat bosa dan marah saat menghadapi masalah. Atau
justru dia termasuk ulet dan sabar dalam menghadapi permasalahan,”
bebernya lagi.
Beda Ketua KONI, beda pula Dandim yang
memilih memberikan pertanyaan mengenai bela negara. Pertanyaan itu tentu
saja dapat menilai setinggi apa nasionalisme yang dimiliki atlet. Hal
itu berkaitan dengan kesediaannya terus membela negara dalam event
olahraga internasioanal. Kemudian, Kapolres AKBP Dhani Hernando lebih
banyak memberikan pertanyaan mengenai Miras dan Narkoba yang menjadi
pantangan utama bagi para atlet. “Dari sini kami dapat menilai atlet
secara keseluruhan baik karakter maupun komutmennya dalam olahraga,”
jelas Ricsa.
Penilaian tersebut, kemudian
diperlengkap dengan pertanyaan mengenai budi pekerti yang diajukan
perwakilan dari Dindikpora Drs Yunus Suwandi, serta mengenai motivasi
diri yang diajukan GM Radar Pekalongan, Ade Asep Syarifudin. Sehingga,
pemenang yang dipilih benar-benar merupakan atlet yang mempunyai
kepribadian dan budi pekerti bagus, nasionalisme dan komitmen tinggi
memerangi narkoba serta pandai memotivasi diri saat terjatuh.
Namun, meskipun terlihat tegang dan
cemas saat akan memasuki ruang penjurian, para atlet mengaku tak merasa
takut menghadapi para juri. “Biasa saja. Memang sempat takut saat akan
masuk, tapi ketika mulai menjawab pertanyaan justru merasa santai karena
suasananya juga enak,” aku Yohanes Michael, atlet dansa yang juga masuk
dalam 10 besar Atlet Of The Year 2013.
Dari serangkaian penjurian tersebut,
maka terpilihlah 10 besar Atlet Of The Year tahun 2013. Nama besar yang
disandang sang atlet, tak menjadi jaminan dirinya terpilih. Namun
prestasi, komitmen dan karakter yang dimilikinyalah yang akan membawa
sukses berkelanjutan bagi sang atlet.
Ketua KONI menjanjikan, tahun depan kegiatan serupa akan digelar kembali dengan komposisi atlet yang berbeda
Langganan:
Postingan (Atom)