Kamis, 21 Februari 2013

arsip talkshow atlet of the year 2013





Atlet Of The Year 2013

Dari Kegiatan Penobatan Atlet Of The Year 2013

PROSES PENJURIAN - Proses penjurian dalam event Atlet Of The Year 2013 yang dilakukan di ruang rapat Graha Pena Radar Pekalongan, Sabtu (16/2). (FOTO: M. AINUL ATHO/RADAR PEKALONGAN)
PROSES PENJURIAN – Proses penjurian dalam event Atlet Of The Year 2013 yang dilakukan di ruang rapat Graha Pena Radar Pekalongan, Sabtu (16/2).
Tak Merasa Gentar Hadapi Lima Juri Sekaligus
Selain untuk memotivasi, digelarnya event pemilihan Atlet Of The Year 2013 adalah untuk mengetahui karakter masing-masing atlet yang berprestasi. Sehingga, dalam pembinaan dan perkembangan atlet kedepan dapat lebih mudah dilakukan. Untuk itu, penjurian yang dilakukan pun menyentuh berbagai sisi dari masing-masing atlet. Apa saja ? M. AINUL ATHO, Pekalongan
SATU PER SATU dengan wajah tegang dan cemas, para atlet memasuki ruang penjurian. Meskipun penjurian dilakukan terhadap lima atlet sekaligus, tetap tak mengurangi rasa cemas para atlet menghadapi lima juri yang berada di seberang meja mereka.
Hal itu dapat dimaklumi, karena komposisi juri yang memberikan penilaian bagi mereka tak main-main. Selain Ketua KONI Ricsa Mangkula, ada pula Kapolres Pekalongan Kota AKBP Dhani Hernando, Dandim Pekalongan Letkol Kav Wahyu Eko Purnomo, Kabid PNFI Pemuda, Olahraga dan Seni Dindikpora Drs Yunus Suwandi serta GM Radar Pekalongan Ade Asep Syarifudin.
Dari kelima juri tersebut, muncul pertanyaan dengan tema yang berbeda-beda yang tentunya menjadi tantangan sekaligus memberikan cerminan kepribadian tersendiri dari para atlet. Ketua KONI Ricsa Mangkula, memilih memberikan pertanyaan seputar karakter yang dimiliki atlet. Hal tersebut dinilainya dapat memberikan gambaran bagaimana bentuk pembinaan yang harus diberikan kepada sang atlet.
“Pertanyaan yang sata berikan, mencerminkan bagaimana si atlet dalam menanggapi atau mengatasi permasalahan yang terjadi kepadanya atau disekitarnya. Satu contoh, saya berikan suatu kondisi permasalahan yang seakan-akan dialami atlet, dan saya tanyakan bagaimana dirinya menyelesaikan hal tersebut,” tutur Ricsa.
Dari satu pertanyaan itu, Ricsa mengaku mendapatkan banyak gambaran mengenai pribadi atlet. “Dari situ tentu saja saya menyerap banyak tentang kepribadian atlet, apakah dia termasuk sumbu pendek atau cepat bosa dan marah saat menghadapi masalah. Atau justru dia termasuk ulet dan sabar dalam menghadapi permasalahan,” bebernya lagi.
Beda Ketua KONI, beda pula Dandim yang memilih memberikan pertanyaan mengenai bela negara. Pertanyaan itu tentu saja dapat menilai setinggi apa nasionalisme yang dimiliki atlet. Hal itu berkaitan dengan kesediaannya terus membela negara dalam event olahraga internasioanal. Kemudian, Kapolres AKBP Dhani Hernando lebih banyak memberikan pertanyaan mengenai Miras dan Narkoba yang menjadi pantangan utama bagi para atlet. “Dari sini kami dapat menilai atlet secara keseluruhan baik karakter maupun komutmennya dalam olahraga,” jelas Ricsa.
Penilaian tersebut, kemudian diperlengkap dengan pertanyaan mengenai budi pekerti yang diajukan perwakilan dari Dindikpora Drs Yunus Suwandi, serta mengenai motivasi diri yang diajukan GM Radar Pekalongan, Ade Asep Syarifudin. Sehingga, pemenang yang dipilih benar-benar merupakan atlet yang mempunyai kepribadian dan budi pekerti bagus, nasionalisme dan komitmen tinggi memerangi narkoba serta pandai memotivasi diri saat terjatuh.
Namun, meskipun terlihat tegang dan cemas saat akan memasuki ruang penjurian, para atlet mengaku tak merasa takut menghadapi para juri. “Biasa saja. Memang sempat takut saat akan masuk, tapi ketika mulai menjawab pertanyaan justru merasa santai karena suasananya juga enak,” aku Yohanes Michael, atlet dansa yang juga masuk dalam 10 besar Atlet Of The Year 2013.
Dari serangkaian penjurian tersebut, maka terpilihlah 10 besar Atlet Of The Year tahun 2013. Nama besar yang disandang sang atlet, tak menjadi jaminan dirinya terpilih. Namun prestasi, komitmen dan karakter yang dimilikinyalah yang akan membawa sukses berkelanjutan bagi sang atlet.
Ketua KONI menjanjikan, tahun depan kegiatan serupa akan digelar kembali dengan komposisi atlet yang berbeda